Deptan Sediakan Bantuan Bibit Teh Unggul 6000 Ha
(ANTARA/Maha Eka Swasta)
Bandung (ANTARA News) - Departemen Pertanian akan membantu subsidi bibit teh unggul untuk luasan 6000 hektar pada 2010 guna mempertahankan produktivitas teh di Indonesia.

"Bantuan bibit teh tahun 2009 ini baru sekitar 1000 hektar, sedangkan 2010 mendatang bantuan bibit teh ditingkatkan untuk 6000 hektar," kata Direktur Budidaya Tanaman Rempah dan Penyegar Departemen Pertanian, Rizki Muin di sela-sela pembukaan "Festival Teh 2009" di Kota Bandung, Jumat.

Menurut Rizki, pemerintah melalui Departemen Pertanian telah menyediakan anggaran sebesar Rp6,5 miliar untuk pengadaan benih dan bibit teh unggul yang rencananya disebar di perkebunan teh rakyat di Jawa Barat, Jateng, Jambi dan Sumatera Barat.

Langkah tersebut juga dilakukan dalam rangka menekan angka penurunan luasan perkebunan teh di Indonesia yang mencapai empat persen per tahun. Luasan perkebunan teh pemerintah, swasta dan petani saat ini sekitar 120 ribu hektar.

"Dalam lima tahun terakhir ini ada kecenderungan pengurangan luar perkebunan teh rata-rata empat persen per tahun, ini cukup membahayakan bagi upaya peningkatan produktivitas teh di tanah air, sehingga kami memfasilitasi dengan bantuan benih atau bibit teh," katanya.

Penyebab penurunan luasan perkebunan teh itu, kata Rizki karena adanya alih fungsi lahan, perambahan dengan tanam sayur, penyerobotan lahan oleh masyarakat serta pembiaran areal perkebunan akibat merugi.

Selain itu, pemerintah juga akan menyalurkan bantuan pupuk untuk sektor produksi teh nasional khususnya untuk perkebunan teh rakyat.

"Sebagian pengusaha perkebinan teh rakyat kesulitan pembiayaan pupuk, sehingga kita bantu separuhnya. Bila pemupukan satu hektar lahan teh 400 kilogram, separuhnya nanti akan dibantu dengan skema yang sudah disiapkan," katanya.

Hal tersebut, kata Rizki Muin diharapkan para petani teh kembali bergairah. Ia mengakui kesulitan petani teh saat ini masih seretnya permodalan dan sulitnya akses perbankan untuk mendapatkan modal usaha dan modal kerja.

Kendalanya, sebagian dari petani teh di Indonesia tidak belum melakukan sertifikasi lahan mereka sehingga sulit dijadikan anggunan ke bank.

"Revitalisasi perkebunan teh di Indonesia sesuatu hal yang tidak bisa ditunda-tunda lagi sehingga produktivitas perkebunan teh di Indonesia bisa dipertahankan. Selain itu perkuatan pasar di dalam dan luar negeri perlu dioptimalkan," katanya.

Ia menyebutkan untuk revitalisasi perkebunan teh di Indonesia butuh anggaran sekitar Rp1,5 triliun. Hal terebut tengah dibahas dalam workshops "Revitalisasi Industri Teh Indonesia" yang digelar di Kota Bandung.

"Masih dibahas, apakah anggaran itu ditanggung pemerintah, swasta atau menghadirkan pihak ketiga sebagai pemodal. Kita masih dibahas, yang jelas revitalisasi perkebunan teh di Indonesia sangat diperlukan dari sektor hulu hingga ke hilir," kata Direktur Budidaya Tanaman Rempah dan Penyegar Departemen Pertanian itu menambahkan.(*)